Pelatihan Pembaharu Muda
Bagi industri rokok, anak muda adalah target yang sangat potensial. Karena anak muda adalah satu-satunya sumber perokok pengganti (replacement smoker) yang akan menjamin keberlangsungan bisnisnya, seperti yang terungkap dalam dokumen internal industri rokok, “Remaja hari ini adalah calon pelanggan tetap hari esok karena mayoritas perokok memulai merokok ketika remaja..” (Laporan Peneliti Myron E. Johnson ke Wakil Presiden Riset dan Pengembangan Phillip Morris)
Industri rokok juga tahu, bahwa anak sangat muda dipengaruhi melalui iklan, promosi dan sponsor agar mulai merokok. Karena itulah, industri rokok menghabiskan dana milliaran rupiah untuk membuat iklan, promosi dan sponsor rokok yang ditujukan kepada anak muda. Sejumlah studi menyebutkan bahwa anak muda yang terpapar iklan rokok terpengaruh untuk mulai merokok. [i]
Karena itu, tak heran bila Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, menunjukkan bahwa 75,7% perokok mulai merokokpada usia sebelum 19 tahun. Pada tahun 2013 jumlah perokok usia muda di bawah 19 tahun mencapai 16,4 juta orang. Ini setara dengan jumlah penduduk di seluruh Pulau Sulawesi.[ii]
Disinilah anak muda memegang peran kunci untuk memutuskan mata rantai konsumsi rokok dan melakukan de-normalisasi industri rokok . Membangun kesadaran kritis anak muda akan permasalahan rokok serta memberi ruang untuk bersuara dan berperan dalam advokasi kebijakan untuk menyampaikan pesan yang kuat kepada para pengambil kebijakan dan masyarakat luas. Karena anak muda menyuarakan sendiri permasalahan mereka dengan caranya sendiri.
[i]Studi Uhamka dan Komnas PA 2007 menyebutkan 48% remaja berpendapat iklan rokok mempengaruhi untuk mulai merokok, dan studi Surgeon General menyimpulkan bahwa iklan rokok mendorong perokok meningkatkan konsumsinya dan mendorong anak-anak untuk mencoba merokok (WHO 2009)
[ii]BPS-Sensus Penduduk 2010