Satu Dekade Lentera Anak
Sepuluh tahun yang lalu, Lentera Anak hadir dari keprihatinan ketika maraknya kasus -kasus pelanggaran hak-hak anak yang terekspos di media. Intervensi krisis di hilir, melalui penanganan kasus ternyata tidak mampu menekan intensitas dan kualitas pelanggaran hak anak. Keprihatinan ini, mendorong Lentera Anak mengambil bagian dalam upaya intervensi lebih dini yaitu preventif dan promotif dengan melibatkan dan memberdayakan keluarga, komunitas bahkan anak-anak itu sendiri dan strakeholder lainnya termasuk pengambil kebijakan. Upaya ini dikembangkan dalam program (1) Edukasi dan Pemberdayaan, (2) Kampanye dan Media, (3) Riset dan Kajian, dan (4) Advokasi untuk perubahan sosial dan kebijakan yang berpihak pada kepentingan terbaik bagi anak demi terwujudnya visi Lentera Anak yaitu “Indonesia sebagai Negara demokrasi yang ramah anak”.
Educate & Empower
Merupakan upaya intervensi dini yang dilakukan Lentera Anak untuk mencegah terjadinya pelanggaran hak anak. Edukasi akan menumbuhkan kesadaran tentang berbagai permasalahan sosial dan mendorong kelompok anak dan masyarakat mampu mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan sehingga dapat mengambil tindakan dan menemukan solusi. Alhasil anak, orang tua, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya berdaya dan berkontribusi dalam berbagai upaya perlindungan anak dan mendukung terciptanya perubahan.Dalam satu dekade ini, Lentera Anak telah melatih, mendampingi dan memberdayakan 106.685 anak dan kaum muda dari berbagai komunitas, sekolah, organisasi kepemudaan dan kampus. Juga melatih dan memberdayakan 3.207 guru, 2.326 orang tua tentang permasalahan anak dan kaum muda, seperti kesehatan remaja, perilaku beresiko kaum muda, Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM), Kesetaraan Gender, Kesejahteraan mental, Hak Kesehatan dan Reproduksi, lingkungan.
Campaign
Kampanye adalah upaya yang terorganisir untuk mempengaruhi persepsi publik, membangun dukungan masyarakat dan mendorong terjadinya perubahan sosial maupun kebijakan. Di era digitalisasi, kampanye jadi lebih strategis karena jangkauannya lebih luas dan cara-caranya lebih beragam, inovatif dan kreatif. Dalam 10 tahun, Lentera Anak berkolaborasi dengan berbagai mitra seperti sekolah, siswa, remaja, orang tua, komunitas, organisasi dan media melakukan 37 kampanye terintegrasi (online-offline) yang berhasil menjangkau 27.206.376 orang melalui berbagai kegiatan kampanye seperti rally, media sosial, festival, kompetisi, seminar, diskusi, video dan sebagainya.
Media
Media massa adalah partner yang penting dalam perjalanan satu dekade Lentera Anak untuk mendorong perubahan sosial. Melalui siaran pers, media briefing, artikel opini dan kerjasama lainnya media massa membantu pesan dan kampanye Lentera Anak menjangkau lebih luas dan lebih tinggi sampai kepada pengambil kebijakan. Lebih dari 2.500 berita berbagai kegiatan dan program Lentera Anak yang diliput televisi, radio, media cetak, media online.
Study & Research
Riset dan kajian dilakukan untuk memotret persoalan dan permasalahan menjadi kumpulan bukti dan fakta yang akan mendukung advokasi dan kampanye. Sehingga pesan advokasi dan kampanye merujuk pada persoalan dan permasalahan dengan berdasarkan kumpulan bukti dan fakta (evidence base advocacy/ campaign). Lentera Anak telah melakukan berbagai survey, kajian, polling yang hasilnya disusun dalam bentuk factsheet, laporan, info brief, policy brief, modul, artikel dan sebagainya.
Advocate
Advokasi Lentera Anak dilakukan berdasarkan bukti dan fakta (evidence base advocacy) untuk mempengaruhi dan mendorong terjadinya perubahan sosial dan perubahan kebijakan yang berpihak pada kepentingan terbaik bagi anak. Advokasi dilakukan secara kolaborasi dengan berbagai organisasi dan komunitas dengan menempuh berbagai cara. Misalnya komunikasi persuasive, pendekatan sosial dan budaya, dialog dan diskusi, kampanye, dengar pendapat, membangun koalisi, aksi jalanan dan sebagainya.
Dalam satu dekade Lentera Anak berhasil mengadvokasi peraturan Kemendikbud tentang sekolah sebagai Kawasan Tanpa Rokok, peraturan daerah tentang pelarangan iklan rokok, indikator Kota Layak Anak, menurunkan 150 spanduk rokok di sekitar sekolah, advokasi kekerasan seksual pada anak, eksploitasi anak pada kegiatan olah raga, mengumpulkan 11.000 surat untuk Presiden dan sebagainya.